Belakangan ini, Indonesian Sport Climbing Federation (FPTI) makin menunjukkan komitmennya untuk memperkuat tim panjat tebing nasional. Mereka telah mengirim para atlet terbaik untuk bersaing di seri IFSC Climbing World Cup 2025 di Krakow (Polandia) dan Chamonix (Prancis), sebagai bagian dari persiapan jangka panjang menuju target di Olympics 2028.
Prestasi membanggakan datang di kandang sendiri. Saat World Cup digelar di Bali 2025, tim Indonesia berhasil meraih dua medali perunggu: Kadek Adi Asih di nomor speed wanita dan Kiromal Katibin di speed pria. Keduanya menunjukkan bahwa atlet muda Indonesia mampu bersaing di level dunia — Kadek, yang baru pertama kali ikut, bahkan berhasil melaju hingga podium.
Tidak hanya nomor speed, perkembangan juga terjadi di disiplin lead dan boulder. FPTI melaporkan bahwa performa atlet lead nasional telah meningkat signifikan, dengan beberapa berhasil menembus semifinal di kejuaraan dunia 2025. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan panjat tebing Indonesia kini tidak hanya terpusat di speed, melainkan makin merata ke cabang lain — sebuah langkah strategis menjelang kompetisi besar berikutnya.
Melihat tren terbaru ini, masa depan panjat tebing Indonesia tampak menjanjikan. Kombinasi atlet muda berbakat, dukungan federasi, dan seringnya penyelenggaraan event internasional di tanah air memberi kesempatan besar bagi atlet lokal untuk berkembang. Jika konsistensi dan pembinaan terus dilakukan, bukan tak mungkin Indonesia akan semakin bersinar di panggung global dan jadi kekuatan besar di olahraga panjat tebing dunia.
Kalau kamu mau, saya bisa tambahkan data tabel perolehan medali 2024–2025 untuk tim Indonesia — supaya terlihat jelas progresnya. Mau saya buat?