Timnas basket Indonesia tampak masih berharap bisa tampil di FIBA World Cup 2023. Jalur pendekatan pun dikabarkan akan diupayakan guna dapat mewujudkan harapan tersebut. Cara ini diyakini dapat berpengaruh terhadap keberlangsungan masa depan Timnas Basket Indonesia.
Demikian disampaikan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) yakni Danny Kosasih, menyusul tersingkirnya Marques Bolden dkk di FIBA Asia Cup 2022.
Perlu diketahui, FIBA Asia Cup 2022 sendiri sejatinya merupakan jalan terakhir Timnas basket Indonesia agar bisa tampil di Piala Dunia Bola Basket pada 25 Agustus-10 September 2023 mendatang. Dalam kejuaraan itu, skuad Milos Pejic ditargetkan lolos melaju ke 8 besar jika ingin merebut tiket tampil di Piala Dunia.
Harapan itu dikabarkan gagal terwujud pasca Timnas basket Indonesia kalah di babak play-off perempatfinal. Mereka disingkirkan oleh China, tim dengan memiliki 16 titel juara FIBA Asia Cup, melalui skor telak 58-108.
Indonesia sendiri sempat menempuh cara melalui jalur kualifikasi. Namun mereka menorehkan hasil minor pasca Timnas menelan kekalahan dalam enam laga kontra Lebanon, Arab Saudi, dan Yordania di tiga window kualifikasi dari FIBA World Cup 2023 yang tengah mereka lakoni.
Meski faktanya dua jalan telah dilalui dan berakhir gagal, PP Perbasi masih memiliki keyakinan terdapat cara lain yang bisa ditempuh agar Timnas basket Indonesia dapat tampil di kejuaraan bola basket terbesar di dunia tersebut. Caranya, dengan lobi-lobi?
“Kalau dibilang kita tidak lolos, pasti akan lolos. Saya yakin itu. Caranya? Seribu cara, banyak jalan ya, kami sedang dalam pendekatan,” kata Danny Kosasih melansir detikSport di Kantor PP Perbasi, GBK Arena, Jakarta Pusat.
Bukan tanpa alasan bahwa Danny optimistis terkait adanya hal tersebut. Menurutnya, kehadian dari Timnas basket Indonesia sendiri akan memengaruhi jumlah penonton yang hendak datang ke stadion.
Berdasarkan informasi, Indonesia saat ini diketahui tengah membangun venue Piala Dunia FIBA 2023 yang berlangsung di kawasan Gelora Bung Karno di mana dinamakan Indonesia Arena. Stadion yang ditargetkan rampung pada Juni 2023 itu akan memiliki kapasitas sekitar 16 ribu kursi.
“Kita lihat sendiri kalau Indonesia bermain di kandang itu venue penuh. Kita juga tidak mau bangun gedung cuma 1.000 orang yang nonton dan itu juga tidak diharapkan oleh FIBA,” ujarnya.
“Karena kalau tuan rumah tidak main pasti memengaruhi suporter apalagi sebagai Perbasi yang diber tanggung jawab, dan kalian sudah dengar saat Pak Basuki (Hadimuljono, Menteri PU PR), Pak Menpora (Zainudin Amali) bicara, pemerintah sudah keluar uang banyak kalau tidak main bagaimana?”
“Jadi kami akan berusaha dan kami harap FIBA tolong pertimbangkan karena kalau tidak, sayang sekali. Pemerintah sudah support penuh, akhirnya tidak bisa dipakai juga secara maksimal,” sambungnya.
“Jadi saya kira masih ada 1.000 cara yang akan kami lakukan. Kita doakan saja, yang penting basket ini bukan milik Perbasi tapi milik Indonesia,” Danny mempertegas.