Berikut empat paragraf berita terkini seputar dunia maraton internasional: 

Dalam musim 2025, ajang London Marathon kembali mencetak sejarah dengan rekor-baru yang menonjol. Pelari asal Ethiopia, Tigst Assefa, memecahkan rekor dunia untuk kategori “women’s only” dengan catatan waktu 2 : 15 : 50, melewati angka sebelumnya 2 : 16 : 16. Acara itu juga mencatat jumlah pelari finis terbesar yang pernah ada — lebih dari 56.640 orang menyelesaikan lomba di London, memecahkan rekor sebelumnya.

Tak hanya di London, di Tokyo Marathon 2025, prestasi gemilang juga tercipta. Tadese Takele dari Ethiopia meraih gelar pertamanya di ajang mayor dengan waktu 2 : 03 : 23, sementara Sutume Kebede mempertahankan gelarnya di kategori wanita. Keduanya menunjukkan dominasi atlet Afrika dalam pelajaran jarak jauh, serta menegaskan bahwa persaingan antar elite terus meningkat.

Di sisi lain, tantangan integritas olahraga muncul ketika ­Ruth Chepngetich, pemegang rekor dunia maraton wanita, menghadapi skorsing sementara karena terbukti positif menggunakan zat terlarang. Kasus ini mengingatkan bahwa di balik kecepatan dan catatan yang memukau, kontrol anti-doping dan proses verifikasi tetap sangat penting dalam menjaga nilai kompetisi.

Secara keseluruhan, 2025 adalah tahun yang penuh dinamika bagi dunia maraton — dari rekor dunia, jumlah partisipan yang memecahkan rekor, hingga isu doping yang masih menghantui. Bagi pelari, penyelenggara, dan penggemar olahraga, hal-hal tersebut memperkuat bahwa maraton bukan sekadar ajang fisik, tapi juga soal keadilan, inovasi teknologi, dan manajemen besar. Dengan momentum ini, banyak yang menantikan bagaimana gelaran selanjutnya akan berlangsung — baik dari segi prestasi atlet maupun kualitas penyelenggaraan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.