Prestasi bulu tangkis tunggal putri dikabarkan tidak semulus tunggal putra, performa mereka mengkhawatirkan dan terus menurun di lapangan. Legenda tunggal putri Indonesia, Susi Susanti, memberikan analisis perihal alasan mengapa hal tersebut semakin terlihat.
Baru-baru ini, Bagi Putri Kusuma Wardhani, yang berhasil dapat menjuarai di Orleans Masters Super 100 pada awal bulan lalu, ternyata bagi pemain tunggal putri Indonesia melepempem di turnamen pada level di atas 100.
Sering sekali, Gregoria Mariska Tujung dan pemain lain turut gugur di fase awal atau dalam pertengahan sebuah turnamen.
Adapun permainan yang menarik ketika memiliki banyak waktu luang pastikan bermain permainan slot, dapatkan keuntungan hanya dengan bermain slot!
Menurut wanita yang menjuarai All England sebanyak empat kali secara beruntun ini, kemungkinan beberapa penyebab melempemnya sektor tunggal putri. Karena ialah regenerasi pemain tunggal putri yang dirasakan belum sebaik sektor tunggal putra
“Pemain putri kita tidak sebanyak pemain putra bibitnya. Regenerasi pemain tidak sebaik di putra, begitu yang membuat kenapa sampai sekarang di sektror putri, masih belum menunjukkan prestasi yang dapat diharapkan,” ujar legenda bulu tangkis Indonesia.
Namun dibalik mengomentari hal tersebut, Susi terus masih percaya dan optimis bahwa PBSI sudah siapkan atlet-atlet terbaik yang akan dikirim ke SEA Games, Asian Games, adapun kejuaraan bergengsi lain. Menurut program yang diberi oleh PBSI tidak lain dalam menghasilkan bibit-bibit terbaik atlet bulu tangkis Indonesia.
Indonesia terakhir kalinya bawa pulang medali emas dari sektor tunggal putri di SEA Games tahun 2013 silam di Myanmar.
Sedangkan di Asian Games bulu tangkis Indonesia cabang tunggal putri baru sekali mendapat medali emas, yaitu pada Asian Games 1962 yang dilangsungkan di Jakarta.