Aturan baru diklaim hanya untuk keuntungan klub-klub Premier League dari laporan yang mengungkapkan UEFA merevisi aturan tercantum dalam Financial Fair Play (FFC)
Melalui Indikasi Perubahan Regulasi FFC sudah tercium sejak lebih dari satu tahun yang lain. Tepatnya setelah presiden UEFA, Aleksander Ceferin membicarakan penggunaan salery cap dalam perindustrian sepak bola Eropa.
Salery cap itu pun bukan aturan yang asing di Spanyol. Melalui pihak penyelenggara La Liga menetapkan regulasi ini secara ketat dan membuat Barcelona dan Real Madrid berfikir dua kali sebelum mengeluarkan uang.
Korban ketatnya salery cap di La Liga adalah Barcelona. Kehilangan Lionel Messi mereka dikarenakan regulasi ini. Kabarnya sampai salary cap Barcelona terbaru mengalami kerugian Rp. 2,2 Triliun yang membuat merek berhemat di musim panas nanti.
UEFA membuat aturan baru, namun sepertinya Ceferin sulit terwujud harapannya. Salery cap regulasi diklaim menjadi bertentangan dengan undang-undang ketenagakerjaan yang ada di Eropa, Menjadi pelaku regulasi bosman ruling.
Oleh karena itu sebagai gantinya mereka revisi aturan Financial Fair Play melakukan poin larangan dengan mengeluarkan uang lebih dari 70 persen dari penapatan. Yang meliputi anggaran untuk transfer pemain dan juga gaji mereka.
Adapun pendapatan yang dapat menguntungkan dengan bermain slot, Permainan slot cukup menyenangkan dan jika memang menang hanyalah bonus dari keberuntungan.
Terwujud seperti ini dari laporan the New York Times, kebijakan membuat merugikan klub-klub dari beberapa negara dan khususnya Italia dan beberapa klub Italia menganggarkan gaji mereka diatas 70 persen dari pemasukannya.